Politica News – Di tengah puing-puing dan tantangan pasca-bencana yang melanda Provinsi Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, sebuah kisah tentang ketahanan dan komitmen negara terukir. Jalur vital distribusi energi, terutama akses darat dari Lhokseumawe menuju Banda Aceh, mengalami lumpuh total akibat kerusakan infrastruktur. Namun, di balik hambatan itu, PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Patra Niaga menunjukkan responsibilitasnya, memastikan denyut kehidupan masyarakat tetap terjaga dengan menyalurkan 360 ton elpiji ke 10 kabupaten/kota di Provinsi Aceh melalui strategi logistik yang tak lazim namun krusial.
"Dalam kondisi pascabencana, Pertamina Patra Niaga mengambil langkah berani dengan melakukan pengiriman elpiji dari Lhokseumawe ke Banda Aceh melalui moda laut," ungkap Sunardi, Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Sumatra Bagian Utara (Sumbagut), baru-baru ini. Ia menjelaskan bahwa dua kapal, Kapal Wira Loewisa dan Kapal Aceh Hebat 2, dikerahkan untuk menyeberangkan total 24 unit mobil tangki LPG (skid tank). Setiap skid tank memiliki kapasitas muatan sekitar 15 metrik ton, sehingga total elpiji yang berhasil dikirimkan mencapai angka signifikan 360 ton. Ini adalah bukti nyata komitmen BUMN untuk selalu hadir di tengah kesulitan rakyat.

Volume elpiji sebesar 360 ton tersebut bukan sekadar angka, melainkan harapan bagi ribuan keluarga. Nantinya, pasokan ini akan didistribusikan dalam bentuk lebih dari 30 ribu tabung LPG subsidi 3 kilogram dan LPG non-subsidi 12 kilogram, guna memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yang terdampak. Sunardi menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir akan ketersediaan elpiji. "Pasokan sebesar 360 ton ini diharapkan dapat mengamankan kebutuhan elpiji masyarakat untuk beberapa hari ke depan, memberikan ketenangan di tengah ketidakpastian," tambahnya, menunjukkan empati seorang pemimpin yang memahami kondisi di lapangan.

Related Post
Pertamina Patra Niaga berkomitmen penuh untuk menjaga ketersediaan dan kelancaran distribusi elpiji, terutama di wilayah yang paling membutuhkan. Di balik upaya heroik ini, tersimpan harapan besar agar akses jalan yang menghubungkan Lhokseumawe dan Banda Aceh dapat segera pulih. "Apabila sarana dan prasarana jalan telah sepenuhnya pulih, kami memastikan penyaluran elpiji kepada masyarakat, khususnya di 10 kabupaten/kota di Provinsi Aceh, dapat berjalan lebih optimal dan efisien," ujar Sunardi, menyoroti pentingnya infrastruktur dalam menopang kehidupan bernegara.
Pascabencana, jalur utama seperti Lhokseumawe-Bener Meriah serta jembatan penghubung Bireuen-Lhokseumawe memang belum dapat dilalui secara optimal. Oleh karena itu, Pertamina mengimplementasikan jalur RAE (Regular, Alternatif, Emergency) yang cerdas. Jika pada kondisi normal distribusi LPG ke Banda Aceh disuplai dari Lhokseumawe melalui jalur darat, kini skema alternatif digunakan. Untuk wilayah Banda Aceh, Pidie Jaya, dan Bireuen, pasokan LPG dialihkan dengan menyeberangkan armada skid tank menggunakan kapal laut dari Integrated Terminal Lhokseumawe menuju Fuel Terminal Krueng Raya, Banda Aceh. Dari titik tersebut, LPG kembali disalurkan melalui jalur darat ke wilayah sekitar. Bahkan, dalam sebuah inisiatif luar biasa, Pertamina Patra Niaga juga mengerahkan pengiriman LPG menggunakan helikopter dengan metode sling load dari Lhokseumawe menuju Bener Meriah, menunjukkan dedikasi tanpa batas dalam menjangkau setiap sudut yang membutuhkan.
Langkah-langkah strategis ini tidak hanya memastikan pasokan energi, tetapi juga menjadi simbol kehadiran negara dan semangat gotong royong dalam menghadapi krisis. Pertamina Patra Niaga, melalui upaya tak kenal lelah, membuktikan bahwa tantangan sebesar apa pun dapat diatasi dengan inovasi, komitmen, dan kepedulian terhadap kesejahteraan rakyat.










Tinggalkan komentar