Politica News – Pengunduran diri Rahayu Saraswati dari kursi DPR RI periode 2024-2029 menyisakan pertanyaan besar: apakah parlemen kehilangan salah satu ikon pembaruan? Langkah anggota Fraksi Partai Gerindra ini tak sekadar pergantian kursi, melainkan juga mengurangi representasi kaum muda yang selama ini dikenal membawa angin segar di tengah hiruk-pikuk politik.
Sosok yang juga pernah menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2014-2019 ini, lebih dari sekadar politisi. Jejak prestasi dan dedikasinya terpatri lewat kiprahnya dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak melalui Saraswati Learning Center, sebuah organisasi yang fokus pada pendidikan inklusif bagi anak-anak difabel. Pengalamannya di berbagai forum nasional dan internasional yang membahas kesetaraan gender dan partisipasi generasi muda semakin memperkuat citranya sebagai tokoh muda yang progresif. Bahkan, ia pernah mengemban amanah sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra.

Ketua PB HMI, Ramon Hidayat, mengungkapkan keprihatinannya. "Mbak Saras adalah salah satu figur muda yang berhasil membawa warna baru di parlemen. Beliau hadir dengan semangat, keberanian, dan ide-ide segar yang membuat politik terasa lebih hidup. Kehilangannya tentu mengurangi api pemuda di DPR RI," ungkap Ramon di Jakarta, Minggu (14/9/2025). Pernyataan ini menunjukkan bahwa kepergian Rahayu Saraswati bukan hanya kehilangan seorang anggota dewan, melainkan juga hilangnya suara muda yang lantang menyuarakan gagasan-gagasan progresif dan dekat dengan aspirasi rakyat.

Related Post
Mundurnya Rahayu menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana parlemen akan terus menampung dan memberdayakan energi muda untuk membangun Indonesia. Apakah kehilangan ini akan membuat suara generasi muda semakin tenggelam di tengah dinamika politik yang seringkali terkesan monoton? Pertanyaan ini menantang semua pihak untuk terus berupaya menciptakan ruang partisipasi yang lebih luas bagi kaum muda dalam proses demokrasi Indonesia.










Tinggalkan komentar