Politica News – Persaingan ketat menuju kursi Jenderal Polisi kembali memanas. Sorotan tertuju pada tiga Komjen Pol lulusan Akpol 1992: Wahyu Hadiningrat, Nico Afinta, dan Makhruzi Rahman. Ketiganya, dengan pangkat bintang tiga di pundak, memiliki peluang emas untuk meraih bintang empat dan bahkan menduduki posisi puncak sebagai Kapolri. Namun, jalan menuju puncak tidaklah mudah. Mereka harus bersaing dengan para seniornya, para jenderal bintang tiga lulusan Akpol 1991, seperti Fadil Imran, Wahyu Widada, Syahar Diantono, Marthinus Hukom, dan Mohammad Iqbal. Sebuah pertarungan sengit di antara para perwira tinggi Polri yang sarat pengalaman dan prestasi.
Komjen Pol Wahyu Hadiningrat, kini menjabat sebagai Asisten Utama Bidang Perencanaan dan Anggaran Kapolri sejak September 2024, memiliki rekam jejak yang mentereng. Perjalanan karirnya meliputi posisi strategis seperti Wakapolda Metro Jaya (2018), Wakabareskrim Polri (2020), dan Asrena Kapolri (2021). Pengalamannya yang kaya menjadi modal berharga dalam persaingan ini.

Sementara itu, Komjen Pol Nico Afinta, yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan HAM, juga tak kalah berpengalaman. Lulusan Akpol 1992 ini memiliki perjalanan karier yang gemilang di tubuh Polri. Kedua perwira tinggi ini, bersama Komjen Pol Makhruzi Rahman, menunjukkan bahwa angkatan Akpol 1992 memiliki potensi besar untuk memimpin institusi Polri di masa depan.

Related Post
Pertarungan ini bukan sekadar perebutan pangkat, melainkan perebutan kepercayaan dan kemampuan memimpin korps Bhayangkara. Siapa yang akan terpilih? Publik menantikan keputusan penting yang akan menentukan arah kepolisian Indonesia ke depan. Nama-nama yang disebutkan di atas merupakan representasi dari kualitas dan kompetensi tinggi di kalangan pimpinan Polri. Masing-masing memiliki keunggulan dan pengalaman yang berbeda, membuat persaingan ini semakin menarik untuk disimak.
Tinggalkan komentar