Politica News – Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar, mengungkap potensi luar biasa dari pengelolaan zakat, infak, dan wakaf. Beliau menyatakan bahwa optimalisasi pengelolaan dana keagamaan ini mampu mengangkat lebih dari dua juta penduduk miskin di Indonesia dari jurang kemiskinan. Pernyataan mengejutkan ini disampaikan Menag saat melepas peserta ZaWa (Zakat Wakaf) Funwalk di Jakarta, Minggu (21/9/2025).
Bayangan angka fantastis Rp20 triliun menjadi kunci. Menurut Menag, dana sebesar itu, jika dikelola secara efektif dan efisien dari potensi zakat dan wakaf yang ada, cukup untuk membebaskan sekitar dua juta penduduk miskin mutlak—di mana 90% di antaranya adalah umat Islam. "Ini bukan sekadar angka, melainkan harapan bagi jutaan saudara kita," tegas Menag, menekankan urgensi pengelolaan dana zakat dan wakaf yang optimal.

Lebih jauh, Menag Nasaruddin Umar memaparkan bahwa perputaran dana zakat dan wakaf tak hanya berdampak langsung pada pengentasan kemiskinan, tetapi juga berdampak positif pada peningkatan gizi masyarakat. Hal ini merupakan dampak tidak langsung dari peningkatan kesejahteraan ekonomi. Ia mencontohkan realisasi pengumpulan zakat tahun 2025 yang mencapai Rp41 triliun, jauh di bawah potensi yang sebenarnya mencapai Rp327 triliun. "Ini menunjukkan betapa besar potensi yang masih terpendam," ujarnya.

Related Post
Menag juga menyoroti praktik pengelolaan wakaf di negara lain yang lebih maju. Ia mencontohkan Kuwait, di mana 5% dari setiap pembayaran zakat dialokasikan untuk wakaf. Ide serupa, menurutnya, dapat diadopsi di Indonesia. Bayangkan, jika sebagian kecil dari pembayaran tol, listrik, atau air dialokasikan untuk wakaf tunai, maka akan terkumpul dana yang sangat signifikan dalam waktu singkat. "Ini potensi yang luar biasa untuk mempercepat pembangunan ekonomi umat," pungkas Menag dengan penuh optimisme. Pernyataan Menag ini tentu saja membuka wacana baru dan tantangan besar bagi pengelolaan zakat dan wakaf di Indonesia.










Tinggalkan komentar