Politica News – Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) memberikan apresiasi tinggi kepada Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) atas terobosan layanan konsumsi jemaah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) pada puncak ibadah haji tahun ini. Pemberian makan kepada ribuan jamaah pada 14-15 Dzulhijjah merupakan inovasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam skala sebesar ini.
Wakil Ketua Umum IPHI, Anshori, mengatakan, "Ini terobosan baru yang patut diapresiasi. Bayangkan, melayani konsumsi di tengah kepadatan luar biasa di Armuzna, itu tantangan besar. Petugas telah berupaya memberikan pelayanan terbaik." Namun, Anshori juga mengakui adanya kendala di lapangan, terutama keterlambatan distribusi makanan akibat kepadatan jemaah yang luar biasa. Ia menjelaskan, "Tantangan utamanya adalah logistik. Distribusi makanan menjadi sangat kompleks karena seluruh jemaah berkumpul di satu lokasi dalam waktu bersamaan."

Untuk mengatasi hal ini, Anshori menyarankan agar penyedia layanan mempersiapkan diri lebih matang, mulai dari operasional dini hari hingga komunikasi yang efektif kepada jemaah terkait potensi keterlambatan. "Transparansi penting. Jika ada keterlambatan di luar kendali, informasi yang jelas sejak awal akan membuat jemaah lebih memahami," tegasnya.

Related Post
Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas keterlambatan layanan pada 14-15 Dzulhijjah, BPKH telah memberikan kompensasi kepada lebih dari 42.000 jemaah dengan total nilai 862.000 riyal Saudi atau sekitar Rp3,7 miliar. Langkah cepat BPKH ini dinilai Anshori sebagai solusi bijak dan bertanggung jawab. Ke depannya, perbaikan sistem logistik dan komunikasi yang lebih terintegrasi diharapkan dapat memastikan kelancaran layanan konsumsi jemaah haji di Armuzna. Suksesnya penyelenggaraan haji tahun ini menjadi bukti komitmen pemerintah dalam memberikan pelayanan terbaik bagi para tamu Allah.
Tinggalkan komentar