Mengapa Indonesia Tolak Bantuan Asing untuk Bencana Sumatra?

Mengapa Indonesia Tolak Bantuan Asing untuk Bencana Sumatra?

Politica News – Di tengah duka dan upaya pemulihan pasca-bencana alam yang melanda sebagian wilayah Sumatra, sebuah pernyataan tegas nan strategis datang dari pemerintah Indonesia. Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono, dengan lugas menyampaikan bahwa negara ini belum memerlukan uluran tangan dari komunitas internasional untuk penanganan dampak di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh. Sebuah sikap yang mencerminkan keyakinan kuat akan kemandirian bangsa, sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subiyanto.

Berbicara di Magelang, Kamis, usai rangkaian bakti sosial Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN), Wamensos Agus Jabo menjelaskan landasan di balik keputusan tersebut. "Pak Presiden Prabowo Subiyanto sudah menyampaikan berkali-kali bahwa kita masih sanggup," ujarnya, menegaskan bahwa ketersediaan logistik nasional masih sangat memadai. Selain itu, efektivitas kinerja pemerintah daerah dalam penanganan bencana juga dinilai masih berjalan optimal, sehingga kapasitas domestik dianggap lebih dari cukup untuk menghadapi tantangan ini.

Mengapa Indonesia Tolak Bantuan Asing untuk Bencana Sumatra?
Gambar Istimewa : img.antaranews.com

Penjelasan ini bukan sekadar retorika, melainkan cerminan dari kesiapan Indonesia dalam menghadapi tantangan kemanusiaan di tanah air. "Kita masih sanggup menangani, jadi belum membutuhkan untuk masuknya bantuan dari negara-negara sahabat atau internasional," tegasnya lagi. Proses pemulihan di wilayah terdampak Sumatra, lanjut Agus, terus digalakkan secara sinergis antara berbagai pihak, dengan pemerintah pusat siap memberikan dukungan penuh. Ini adalah pesan tentang kedaulatan dan kemampuan bangsa dalam mengatasi krisisnya sendiri, tanpa bergantung pada intervensi eksternal.

COLLABMEDIANET

Di balik kebijakan makro tersebut, Kementerian Sosial sendiri tak berhenti bergerak di lapangan, menunjukkan kepedulian nyata bagi mereka yang terdampak. Rangkaian peringatan HKSN yang dimulai sejak 1 Desember 2025 menjadi momentum untuk mengukuhkan semangat solidaritas dan gotong royong. Di Desa Purwosari, Salaman, Magelang, serta sembilan desa lainnya, Kemensos bersama mitra melakukan bakti sosial yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. Mulai dari cek kesehatan gratis, pembagian sembako, program rumah layak huni, pemberian alat sekolah bagi para siswa, hingga alat bantu bagi penyandang disabilitas, semua disalurkan sebagai wujud nyata kepedulian dan kebersamaan.

Kolaborasi erat antara Kemensos, Dinas Sosial setempat, dan pihak swasta menjadi kunci sukses kegiatan ini, memperlihatkan sinergi yang kuat dalam penanganan masalah sosial. Puncak acara HKSN sendiri rencananya akan digelar pada Minggu, 21 Desember, di sekitar Candi Borobudur, sebuah simbol keagungan budaya yang akan menjadi saksi bisu semangat persatuan dan kepedulian bangsa. Sikap Indonesia yang menolak bantuan internasional bukan berarti menutup diri, melainkan sebuah pernyataan percaya diri akan kekuatan internal, sekaligus ajakan untuk lebih mengoptimalkan potensi dan sumber daya yang dimiliki demi kemanusiaan dan kemandirian di tanah air.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar