Politica News – Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) tak tinggal diam menyongsong kebijakan tarif baru Amerika Serikat pada Juli 2025. Mereka mengajukan lima strategi jitu kepada pemerintah untuk mendongkrak pertumbuhan sektor mebel dan kerajinan, sekaligus mengamankan posisi Indonesia di pasar global. Salah satu usulan kunci adalah mendapatkan tarif ekspor preferensial yang lebih kompetitif dibandingkan negara pesaing seperti Vietnam dan Malaysia. Langkah ini dinilai krusial untuk menarik investasi asing dan menciptakan lapangan kerja baru.
HIMKI telah berkolaborasi intensif dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) di bawah kepemimpinan Anindya Bakrie. Kerja sama ini menunjukkan komitmen bersama untuk memperkuat daya saing ekspor nasional. Ketua Umum HIMKI, Abdul Sobur, mengungkapkan optimismenya. "Dengan dukungan kebijakan tarif yang tepat, Indonesia berpotensi menarik investasi global, menciptakan 5-6 juta lapangan kerja baru, dan meningkatkan nilai ekspor mebel dan kerajinan hingga US$6 miliar dalam lima tahun ke depan," tegas Sobur dalam keterangannya, Senin (30/6/2025).

Lebih dari sekedar angka, usulan HIMKI ini menyangkut nasib jutaan pekerja di sektor ini. Industri mebel dan kerajinan Indonesia menyerap lebih dari 3 juta tenaga kerja secara langsung dan tidak langsung. Potensi untuk menjadi pusat produksi global sangat besar, namun membutuhkan dukungan kebijakan yang tepat sasaran. Kelima strategi HIMKI ini diharapkan menjadi angin segar bagi sektor yang memiliki peran vital dalam perekonomian nasional. Pertaruhannya bukan hanya angka-angka ekonomi, tetapi juga kesejahteraan jutaan rakyat Indonesia yang menggantungkan hidup pada industri ini. Langkah strategis ini perlu dikaji dan direspon cepat oleh pemerintah untuk memastikan Indonesia tetap kompetitif di kancah internasional.

Related Post










Tinggalkan komentar