Konferensi OKI: Damai atau Perang?

Konferensi OKI: Damai atau Perang?

Politica News – Konferensi Persatuan Parlemen Negara Anggota Organisasi Kerjasama Islam (PUIC) ke-19 resmi dibuka di Jakarta. Bukan sekadar seremoni, pertemuan yang berlangsung hingga 15 Mei ini menyuguhkan drama politik internasional yang menegangkan. Dari meja perundingan, isu-isu sensitif seperti kejahatan Israel di Palestina hingga jalan berliku perdamaian India-Pakistan akan dibahas. Sebuah pertaruhan diplomasi yang menentukan arah kerjasama antar negara-negara Islam.

Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, mengungkapkan bahwa agenda utama hari pertama difokuskan pada "Tata Kelola yang Baik dan Kelembagaan yang Kuat sebagai Pilar Ketahanan". Namun, di balik agenda formal tersebut, suasana tegang terasa. Indonesia, sebagai tuan rumah, berada di garis depan menggerakkan diplomasi parlemen dunia Islam. Komitmen DPR RI untuk memperkuat tata kelola global menjadi sorotan utama.

Konferensi OKI: Damai atau Perang?
Gambar Istimewa : pict.sindonews.net

Lebih dari sekadar wacana, sidang PUIC menjadi panggung bagi negara-negara anggota untuk menyuarakan keprihatinan. Konflik berkepanjangan di Palestina, ancaman perubahan iklim, ketimpangan ekonomi, dan krisis kepercayaan publik menjadi isu krusial yang tak bisa diabaikan. Mardani, yang memimpin sidang komite eksekutif PUIC ke-53, dengan tegas mengecam tindakan Israel yang dinilai sebagai kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Indonesia, melalui delegasi DPR, mendesak anggota PUIC untuk mengambil tindakan nyata, baik melalui diplomasi parlemen maupun jalur hukum internasional.

COLLABMEDIANET

Namun, pertaruhan tak berhenti di Palestina. Mardani menambahkan, PUIC juga berupaya menjembatani perdamaian di berbagai titik konflik global, termasuk jalan menuju perdamaian antara India dan Pakistan, serta Ukraina dan Rusia. Ambisi besar ini menjadi tantangan tersendiri bagi PUIC, mengingat kompleksitas masalah yang dihadapi.

Konferensi PUIC ke-19 yang dihadiri delegasi parlemen dari 37 negara anggota OKI ini berlangsung di Gedung DPR, Senayan, Jakarta. Sebagai satu-satunya organisasi yang menghimpun parlemen negara-negara anggota OKI, PUIC diharapkan mampu menjadi motor penggerak perubahan dan perdamaian di dunia Islam. Akankah konferensi ini mampu menghasilkan solusi nyata, ataukah hanya menjadi panggung sandiwara politik internasional? Kita tunggu saja hasilnya.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar