Satgas Covid-19: Dua Hal Sulit Dipatuhi Masyarakat, Jaga Jarak Dan Hindari Kerumunan

JAKARTA—Politicanews: Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melihat kepatuhan masyarakat terhadap penerpan protokol kesehatan, khususnya dalam menjaga jarak dan tidak berkerumun sulit untuk diterapkan.

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Covid-19, Sonny Harry B. Harmadi mengatakan dua hal tersebut merupakan langkah penting dalam menentukan upaya menekan laju penularan Covid-19.

Menurut Sonny, dua langkah itu merupakan bagian dari protokol kesehatan 5M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

“Kalau kerumunan, menjaga jarak, itu bukan keputusan saya saja. Tapi keputusan kita, keputusan bersama. Kadang-kadang di dalam psikologi itu ada namanya teori konformitas. Orang bisa tidak menjadi patuh walaupun dia patuh, ketika berada di dalam masyarakat yang tidak patuh. Jadi ketika saya sebetulnya biasa menjaga jarak, tapi kemudian bertemu dengan satu kelompok ornag yang tidak menjaga jarak, saya akan ikut,” ujar Sonny dalam konferensi pers, Rabu (16/6).

Kemudian Sonny pun, mengatakan ketidakpatuhan ini yang menyebabkan berdampak signifikan pada peningkatan kasus positif Covid-19 di berbagai daerah.

“Itu yang menyebabkan di berbagai daerah penurunan kepatuhan bisa cepat. Ketika ada yang memicu untuk tidak patuh,” terang Sonny.

Selain itu, Sonny menjelaskan jika masyarakat juga tidak patuh dalam menggunakan masker ketika beraktifitas. Lonjakan kasus bisa terjadi, seperti salah satunya di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

“Pada saat sebelum Bangkalan, Kudus itu lonjakan kasus seperti ini. Kepatuhan memakai masker di sana hanya sekitar 18%. Berarti 82% tidak memakai masker,” jelas Sonny.

Berdasarkan data Satgas Covid-19 per 14 Juni 2021 menunjukkan terdapat 85 kabupaten kota yang mengalami penurunan kepatuhan protokol kesehatan. Kemudian 50 kabupaten kota di antaranya memiliki kepatuhan memakai masker di bawah 50% (ak).

Tinggalkan Balasan