Meriam Puntung Saksi Bisu Cikal Bakal Kesultanan Deli

Politicanews-, Jika jalan-jalan ke Istana Maimoon Medan rasanya belum lengkap bila belum melihat dan mengetahui apa itu Meriam Puntung, yang menjadi salah satu objek wisata di areal Istana Maimoon, Jalan Brigjen Katamso, Kota Medan.

Dalam sejarahnya, Meriam Puntung merupakan senjata yang yang digunakan Kerajaan Haru untuk melawan Kerajaan Aceh. Perang antara dua kerajaan itu meletus pada tahun 1612 M di Delitua, Sumatera Utara karena Putri dari Kerajaan Haru menolak lamaran Sultan dari Aceh.

Serangan yang bertubi-tubi dari Kerajaan Aceh membuat Kerajaan Haru kewalahan. Anak bungsu dari Kerajaan Haru, Sri Paduka Mambang Khayali lalu bersumpah melalui kesaktiannya menyatukan kekuatan dengan sebuah meriam. Ditambah kesaktiannya tadi, maka meriam itu pun dapat ditembakkan berkali-kali.

Konon, kekuatan dari tembakan meriam itu mencapai 80 Kilometer.  Karena panas dan tidak bisa menahan kesaktian dari putra bungsu Kerajaan Haru yang dahsyat, akhirnya meriam yang sekarang berusia empat abad itu pecah menjadi dua bagian dan terlempar ke Kabupaten Karo dan Kota Medan.

Singkat cerita, Kerajaan Haru takluk oleh Kerajaan Aceh lalu Sultan dari Aceh mendirikan kerajaan yang menjadi cikal bakal Kesultanan Deli.

Uniknya lagi, tidak hanya berfoto dan mengenal sejarah berdirinya Kesultanan Deli. Masyarakat mengunjungi tempat ini karena penasaran dengan suara seperti arus air laut yang dapat didengarkan lewat lubang kecil di bagian sudut meriam. (lela; foto berantanmedan)

Tinggalkan Balasan