Politicanews-, Indonesia akan memasuki masa puncak bonus demografi di tahun 2030, dimana jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) produktif akan lebih besar daripada yang non produktif. Di satu sisi, bonus demografi adalah anugerah karena angkatan kerja produktif Indonesia melimpah. Namun, di sisi lain, bonus demografi juga terdapat tantangan besar.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, mengatakan bahwa pemerintah harus menyediakan setidaknya 3,6 juta lapangan pekerjaan tiap tahunnya. Akan tetapi, menurut dia, hal itu cukup sulit untuk dipenuhi oleh pemerintah saja.
“Karena kalau mengandalkan pemerintah harus menyiapkan 3,6 juta lapangan kerja per tahun sangat tidak mungkin. Kondisi industri kita belum sebagus negara maju”, ujarnya Muhadjir Effendy saat menyampaikan orasi ilmiah dalam Dies Natalis Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Ke-21(25/8).
Muhadjir Effendy pun mendorong anak-anak muda untuk memiliki mental pengusaha adalah pilihan tepat untuk memanfaatkan bonus demografi. Karena pilihan paling rasional yaitu mendorong anak-anak muda untuk terjun ke dunia usaha untuk mandiri. Menjadi employer bukan employee. Itu idealnya.
Muhadjir Effendy meminta kepada perguruan tinggi untuk mendesain skema pendidikan yang bisa menjadikan lulusannya memiliki mental pengusaha. Termasuk pada Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri), dia meminta agar pihak kampus memberikan bekal yang baik kepada para mahasiswa agar siap menjadi pengusaha.
“Karena itu saya mohon mahasiswa Unitri dibekali kecakapan, keterampilan, dan keahlian yang memadai. Dan harus ditanamkan betul mental sejak dini bahwa mereka bukan mental pencari kerja tapi menjadi pioneer pencipta lapangan kerja”, ucap Muhadjir Effendy.
Apabila setiap perguruan tinggi bisa menciptakan lulusan yang memiliki mental pengusaha dan menciptakan lapangan kerja, maka tantangan bonus demografi bisa dilewati dengan baik.
“Kalau kita berhasil menyiapkan angkatan kerja sesuai dengan yang dibutuhkan dunia kerja dan tersedia lapangan kerja yang sangat luas, baru kita bisa menjadi negara maju. Tetapi kalau gagal, maka kita akan masuk menjadi negara middle income trap, negara pendapatan menengah”, ujar Muhadjir Effendy.
Diterangkan oleh Muhadjir Effendy, pemerintah tetap berupaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan seluas-luasnya untuk para angkatan kerja produktif. Disamping itu dia meminta agar perguruan tinggi mendidik dan melatih para mahasiswa dan mahasiswinya menjadi pengusaha dan pencipta lapangan pekerjaan.
Dan untuk mencapai kesuksesan bonus demografi bukan hanya tugas pemerintah saja. Tetapi perlu sinergi dan gotong royong bersama semua pihak termasuk dunia industri dan perguruan tinggi. Artinya sangat berat kalau kita tidak memikul gotong royong untuk menyiapkan itu.
“Karena itu mendidik anak-anak mahasiswa sejak awal menjadi percaya diri berani mengambil resiko bekerja keras itu harus dilakukan. Agar dia menjadi entrepeneur handal, risk taker yang tidak hanya mencari selamat”, jelas Muhadjir Effendy.
Menko PMK Muhadjir Effendy sekaligus menyampaikan apresiasi kepada Unitri yang juga telah memberikan afirmasi berupa bantuan pendidikan untuk anak-anak muda dari daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar). Ini suatu hal yang sangat mulia, kebijakan yang bagus dan akan dijadikan agenda khusus nanti segera kita bicarakan terutama mereka yang berada di wilayah 3T bisa setara dengan mereka yang berada di wilayah mainstream.
Hadir Ketua Dewan Pembina Yayasan Bina Patria Nusantara, Prof. Dr. Ir. Bambang Guritno; Rektor Universitas Tribhuwana Tunggadewi, Prof. Dr. Ir. Eko Handayanto, M.Sc.; Ketua Senat Universitas, Prof. Dr. Ir. Wani Hadi Utomo; Kepala LLDikti Wilayah VII, Prof. Dr. Dyah Sawitri, SE., M.M.
Sebelumnya, Muhadjir Effendy selaku Ketua Pembina Harian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memberikan pesan-pesan kepada orang tua/wali mahasiswa baru UMM tahun akademik 2022/2023. Dia meminta agar para orang tua memberikan kesempatan seluas-luasnya pada putra-putrinya di UMM untuk mencari pengalaman seluas-luasnya dan mengejar cita-citanya. (btp; foto humaskemepmk)