Politicanews-, Presiden Joko Widodo menyayangkan terjadinya hambatan terhadap upaya pemulihan ekonomi dunia yang merosot akibat pandemi covid-19. Untuk itu, di depan presiden Amerika Serikat Joe Biden dan para pemimpin negara-negara ASEAN lainnya, Jokowi menyerukan penghentian perang di Ukraina.
Pernyataan tersebut disampaikan Jokowi dalam salah satu sesi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Khusus ASEAN–Amerika Serikat (AS) yang berlangsung 11+13 Mei 2022 di Washington DC, Amerika Serikat.
“Bapak Presiden memandang perang di Ukraina telah menciptakan tragedi kemanusiaan dan memperburuk perekonomian dunia. Kenaikan harga pangan,energi, dan inflasi telah terjadi, sangat memperberat perekonomian dan memperlambat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs di negara berkembang dan kurang berkembang,” kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi yang turut mendampingi Jokowi dalam pertemuan tersebut.
Selain mendampingi presiden, Mendag Lutfi juga melaksanakan arahan Jokowi untuk melakukan sejumlah pertemuan bilateral dengan sejumlah negara ASEAN membahas agenda pemulihan ekonomi kawasan akibat pandemi Covid-19.

Dikatakan lebih jauh oleh Mendag Lutfi, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa saat ini dunia sedang mengalami masalah baru yang tidak ringan. Setelah diserang pandemi Covid-19 yang kini berangsur mulai membaik,dunia dikejutkan oleh masalah perang Rusia–Ukraina. Presiden pun sangat menentang terjadinya peperangan ini.
Seharusnya, dunia segera pulih dari pandemi Covid-19, namun terhalang oleh masalah baru yakni perang di Ukraina. Saat dunia membutuhkan kerja sama dan kolaborasi, justru rivalitas dan konfrontasi makin menajam. “Saat dunia membutuhkan multilateralisme yang makin kokoh justru unilateralisme yang makin mengemuka,” kata Mendag Lutfi, meneruskan apa yang disampaikan Presiden dalam pertemuan tersebut.
Maka dalam situasi demikian,persoalan terbesar ada besarnya pengaruh AS dan Eropa dalam konflik tersebut.”. Sekali lagi menghentikan perang, bukan memenangkan perang di Ukraina”, katanya lagi.
Lutfi menjelaskan lagi, setiap negara, setiap pemimpin memiliki tanggung jawab untuk menciptakan enabling environmentagar perang dapat dihentikan dan perdamaian dapat terwujud.
Saat ini, kondisi pertumbuhan ekonomi dunia cukup memprihatinkan. Dana Moneter Internasional atau IMF menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi di emerging and developing Asia sebesar 0,5 persen pada 2022 dan 0,2 persen pada 2023. Bank Dunia juga memprediksi pertumbuhan ekonomi beberapa negara ASEAN hanya 1,2 persen.

“Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa kenaikan 10 persen harga minyak dunia akan berdampak pada menurunnya pendapatan nasional beberapa negara ASEAN sebesar 0,7 persen dan kenaikan harga gandum juga akan mengakibatkan peningkatan kemiskinan sebesar 1 persen pada sebagian negara ASEAN”, tutur MendagLutfi.
Selama ini, ASEAN telah membangun arsitektur keamanan yang inklusif, mengedepankan paradigma kolaborasi, mendorong habit of dialogue dan rules based order. Spirit tersebut juga didorong agar bisa dilaksanakan di negara-negara Indo-Pasifik melalui ASEAN Outlook on the Indo-Pacific.
Pada bagian lain, presiden Jokowi juga menyambut baik inisiatif Amerika melalui Indo-Pacific Economic Framework (IPEF). Inisiatif itu disambut baik dan diharapkan bisa sinergis dengan pelaksanaan prioritas kerjasama di AOIP (ASEAN Outlook on the Indo-Pacific),”ungkapnya lagi
Untuk itu, saat menjadi Ketua ASEAN tahun depan, Indonesia berencana menggelar Indo-Pacific Infrastructure Forum dan mengharapkan partisipasi AS di dalamnya. Sebagai langkah awal dari acara tahun depan itu, Mendag Lutfi akan menggelar ASEAN Economic Ministers (AEM) Special Meeting di Bali pada 17–18 Mei 2022 mendatang. (wef; foto humasperdag)