Jakarta–Politicanews: Dua aksi terorisme di Indonesia telah terjadi dalam dua waktu yang berdekatan. Pertama, di Gereja Katedral Makassar pada Minggu, 28 Maret 2021. Kedua, penyerangan ke Mabes Polri pada Rabu, 31 Maret 2021.
Dari penyelidikan kepolisian, pelakunya adalah kalangan milenial. Salah satu pelaku bom bunuh diri Gereja Makassar (L) usianya 26 tahun. Ia melakukan aksi bersama istrinya YSF. Keduanya baru menikah 6 bulan.
Pelaku terduga teroris penyerang Mabes Polri yang tewas ditempat diketahui seorang perempuan berinisial ZA, usianya 25 tahun. Dia lahir pada tahun 1995.
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla mengatakan, perencanaan aksi terorisme memang tidak pernah dilakukan di dalam masjid. Biasanya di rumah-rumah kontrakan.
Hal ini karena menurut JK, masjid bersifat terbuka untuk semua kelompok Islam.
“Tidak dibatasi oleh kelompok, meskipun itu dibangun oleh orang Muhammadiyah, orang NU boleh shalat di situ,” tuturnya.
Namun menurutnya, pengurus masjid harus tetap waspada akan adanya kajian keagamaan yang bersifat radikal.
“Hati-hati kalau ada di masjid, kelompok-kelompok terdiri empat sampai lima orang dan kemudian ada gurunya, kajian sambil berbisik-bisik. Pengurus masjid harus tegur itu, jangan sampai mereka sedang kajian radikalisme,” kata JK saat menyampaikan ceramah di acara Muzakarah Pembina Rohani Islam Masjid Kementerian/Lembaga Pemerintah non-Kementerian dan BUMN di Jakarta, Rabu (31/3). (it)