Hati-Hati, Dalam 5 Bulan Terjadi 400 Juta Lebih Serangan Siber di Indonesia

Kepala BSSN Hinsa Siburian

Jakarta–Politicanews: Penggunaan media digital yang tinggi berbanding lurus dengan munculnya ancaman atau serangan seperti malware, aktivitas trojan, serta kebocoran informasi. Oleh karena itu, masyarakat diminta tetap waspada.

“Ada sebanyak 448.491.256 serangan siber terjadi dalam 5 bulan, yaitu pada periode Januari-Mei 2021 di tengah pandemi Covid-19,” demikian dituturkan Kepala BSSN Hinsa Siburian dalam acara peluncuran Computer Security Incident Response Team (CSIRT) LIPI 2021 di Jakarta, Senin kemarin (28/6).

Hinsa menuturkan, kategori serangan siber terbanyak berupa malware, aktivitas trojan, hingga kebocoran informasi.

Pada kesempatan tersebut ia juga menekankan bahwa salah satu yang harus diwaspadai adalah serangan siber yang bersifat sosial, karena bisa menimbulkan perpecahan dan mengganggu persatuan.

Target serangan siber bersifat sosial menurutnya adalah cara berpikir, sistem kepercayaan dan perilaku manusia yang memengaruhi ide, pilihan, pendapat, emosi, tingkah laku, opini, dan motivasi.

“Dalam perang informasi, alat utama senjatanya itu antara lain informasi yang telah direkayasa sedemikian rupa, tentu sesuai dengan keinginannya, disampaikan kepada sasaran manusia, sehingga manusia bisa berubah sesuai dengan keinginan pelaku,” ujar Hinsa.

Lebih jauh, Kepala BSSN mengkhawatirkan, perang informasi di media digital dapat memecah belah dan merusak persatuan. Menurutnya, perang tersebut menyasar dimensi budaya, sosial, ekonomi, politik, militer hingga diplomasi.

Hinsa membeberkan terkait teknik yang biasanya digunakan dalam perang informasi. Antara lain, membuat dan menyebarkan bukti-bukti palsu melalui media sosial dengan tujuan menciptakan keresahan sosial di masyarakat, mengeksploitasi isu-isu sensitif bagi kelompok masyarakat tertentu, serta membanjiri ruang informasi dengan narasi yang saling bertentangan. (it)

Tinggalkan Balasan