Hari Paskah, Paus Fransiskus Kritik Rusia atas Perang terhadap Ukraina

Paus Fransiskus (IG/@franciscus

POLITICANEWS.ID -Paus Fransiskus dalam perayaan Paskah pada Minggu, 15 April 2022, mendesak para pemimpin untuk mendengarkan permintaan rakyat soal perdamaian di Ukraina.

Paus Fransiskus secara implisit mengkritik Rusia karena telah menyeret Ukraina ke dalam konflik yang disebutnya sebagai “kejam dan tidak masuk akal”.

Paus yang kini berusia 85 tahun itu membuat pernyataan tersebut dalam pidato dua kali setahun “Urbi et Orbi” (untuk kota dan dunia).

Paus Fransiskus berpidato di hadapan sekitar 50.000 orang di Lapangan Santo Petrus setelah Misa panjang.

Hari ini adalah Paskah pertama sejak tahun 2019, di mana publik diizinkan untuk hadir setelah dua tahun pembatasan karena pandemi COVID-19.

Paus Fransiskus mendedikasikan sebagian besar pidatonya, yang secara merupakan tinjauan umum konflik dunia, ke Ukraina.

“Mata kami juga tidak percaya pada perang Paskah ini. Kami telah melihat terlalu banyak darah, terlalu banyak kekerasan. Hati kami juga dipenuhi ketakutan dan kesedihan, seperti yang dialami oleh banyak saudara dan saudari kita. Mengunci diri agar aman dari pengeboman,” kata Paus Fransiskus.

Ukraina, kata Paus, “sangat diadili oleh kekerasan dan penghancuran perang yang kejam dan tidak masuk akal.”

Moskow menggambarkan penyerangan sejak 24 Februari lalu sebagai “operasi militer khusus”. Namun Paus Fransiskus menolak terminologi itu, dan menyebutnya sebagai perang.

“Biarlah ada keputusan untuk perdamaian. Semoga ada akhir dari penderitaan yang dirasakan banyak orang,” kata Paus Fransiskus.

Paus Fransiskus juga mengucapkan terima kasih kepada mereka yang telah menerima pengungsi dari Ukraina, yang sebagian besar pergi ke Polandia.

Beberapa waktu lalu, ketika berkunjung ke Malta, Paus Fransiskus secara implisit juga mengkritik Presiden Rusia Vladimir Putin dengan mengatakan, seorang “penguasa” yang mengobarkan konflik untuk kepentingan nasionalis.

Fransiskus, yang menderita sakit di kakinya, mampu bertahan dengan baik selama Misa yang panjang di Hari Paskah.

Paus Fransiskus kemudian berkeliling di antara kerumunan di alun-alun dan jalan terdekat sambil duduk di mobil paus berwarna putih.

Paus membaca sebagian besar pidatonya dari balkon sambil duduk. Dia berdiris  hanya di awal dan pada pemberkatan terakhir.

Pada Sabtu malam, Paus Fransiskus hadir tetapi tidak memimpin kebaktian pada malam Paskah. Tampaknya Paus beristirahat untuk mempersiapkan hari Minggu, hari terpenting dalam kalender liturgi Kristen.

“Tolong, jangan sampai kita terbiasa berperang!” Kata Paus Fransiskus dalam pidatonya.

“Mari kita semua berkomitmen untuk memohon perdamaian, dari balkon kita dan di jalan-jalan kita! Semoga para pemimpin negara mendengar permintaan orang untuk perdamaian,” lanjutnya.

Dalam kesempatan tersebut, Paus Fransiskus juga menyerukan rekonsiliasi Israel dan Palestina dan antara orang-orang Lebanon, Suriah, Irak, Libya, Myanmar, serta Republik Demokratik Kongo, yang akan dia kunjungi pada bulan Juli nanti.*** (IT/REUTERS)

Tinggalkan Balasan