Emas Pertama dalam Sejarah Ganda Putri Indonesia

Tokyo–Politicanews: Sungguh membanggakan. Ganda putri bulutangkis Indonesia, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu akhirnya berhasil meraih medali emas di Olimpiade setelah mengalahkan pasangan China, Cheng Qingchen/Jia Yifan.

Pertandingan amat bersejarah itu digelar senin (2/8/2021) sejak pukul 11.50 WIB.

Kemenangan itu sekaligus membuat  Greysia/Rahayu mencetak rekor mendapatkan medali emas pertama dalam sejarah ganda putri Indonesia.

Setelah momen kemenangan yang mengharukan tersebut, lini masa media sosial di Indonesia langsung dibanjiri ucapan selamat kepada kedua putri terbaik bangsa ini.

Salah satunya, ucapan dari Presiden RI Joko Widodo. Melalui akun Twitter @jokowi, orang nomor satu di Indonesia itu mengucapkan selamat.

“Ganda putri Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu menyabet medali emas Olimpiade Tokyo dalam pertandingan yang alot dan mendebarkan, siang ini,” kata Jokowi.

“Kemenangan ini menjadi kado ulang tahun kemerdekaan Indonesia. Selamat dan terima kasih Greysia/Apriyani!,” lanjutnya.

Ucapan selamat juga mengalir dari Kementerian Komunikasi dan Informasi melalui akun Twitter @kemkominfo.

“PECAHKAN REKOR! Dua pemain bulu tangkis ganda putri Indonesia berhasil merebut MEDALI EMAS di FINAL #OlimpiadeTokyo2020,” tulis akun tersebut.

“Selamat kepada Greysia Polii dan Apriyani Rahayu telah membuat Indonesia bangga memberikan satu medali lagi untuk Indonesia,” lanjutnya.

“Terima kasih telah membuat sejarah baru untuk dunia bulu tangkis Indonesia di ajang Olimpiade,” tutupnya.

Perebutan emas di sektor ganda putri tersebut digelar di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang. 

Selain mencatatkan sejarah baru medali emas tersebut sekaligus membuat Indonesia telah meraih emas di seluruh nomor bulu tangkis sejak Olimpiade 1992. Indonesia menjadi negara kedua setelah Cina yang memenangkan semua nomor bulu tangkis di Olimpiade.

Dengan capaian tersebut, Indonesia telah mengumpulkan empat medali hingga Senin (2/8).

Sejarah perolehan medali bulutangkis Indonesia

Bulutangkis mulai menjadi cabang olahraga resmi di Olimpiade sejak tahun 1992, tepatnya Olimpiade Barcelona. Sebelumnya bulutangkis hanya menjadi cabang yang didemonstrasikan di Olimpiade Munich 1972 dan cabang eksibisi di Olimpiade Seoul 1988. 

Setelah menjadi cabang olahraga resmi, nomor yang dipertandingkan adalah tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, dan ganda putri. Sementara nomor ganda campuran baru ada sejak Olimpiade Atlanta 1996.

Nama-nama atlet Indonesia selalu mewarnai perolehan medali di cabang olahraga ini, kecuali pada Olimpiade London 2012. Tim bulutangkis Indonesia gagal total.

1. Olimpiade Barcelona 1992 Indonesia langsung mencetak sejarah dengan mempersembahkan lima medali.Medali emas didapat dari nomor tunggal putri dan tunggal putra, medali perak dari tunggal putra dan ganda putra, serta medali perunggu dari tunggal putra.

Saat itu, seluruh medali yang didapat Indonesia datang daricabang olahraga bulutangkis. Pada Olimpiade kali inilah nama Susi Susanti mencuat sebagai peraih medali emas pertama saat bulutangkis menjadi cabang olahraga resmi olimpiade.

Sejak saat itu, bulutangkis memiliki tradisi penyumbangmedali bagi kontingen olimpiade Indonesia.

2. Olimpiade Atlanta 1996, bulutangkis menyumbang empat medali, yaitu satu medali emas dari nomor ganda putra, medali perak dari tunggal putri, serta medali perunggu dari ganda putra dan tunggal putri.

3. Olimpiade Sydney tahun 2000,bulutangkis mempersembahkan tiga medali, yakni medali emas dari nomor ganda putra serta medali perak dari tunggal putra dan ganda campuran.

4. Olimpiade Athena 2004, bulu tangkis juga menyumbang  tiga medali, yaitu medali emas dari tunggal putra serta medali perunggu dari tunggal putra dan ganda putra. 

5. Olimpiade Beijing 2008, bulutangkis menyumbang tiga medali, yaitu emas dari nomor ganda putra, medali perak dari ganda campuran, serta medali perunggu dari tunggal putri.

6. Olimpiade Rio de Janeiro 2016bulutangkis hanya menyumbang perolehan medali emas dari ganda campuran. (it)

Tinggalkan Balasan