Politicanews-, Dalam upaya deradikalisasi dan pemberian solusi terhadap para mantan teroris. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) telah mendirikan Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) di beberapa daerah. Seperti pembangunan KTN di Turen Malang, di Sumbawa, Temanggung Jawa Tengah, dan Garut Jawa Barat, yang dinilai sejumlah pengamat terorisme sebagai terobosan cerdas dan tuntas.
“Ya, saya akui itu langkah cerdas, solutif, dan komprehensif”, jelas Robi Nurhadi, peraih PhD bidang penanganan terorisme dari The Center for History, Politic and Strategy, UKM Malaysia, dalam keterangannya. Dan pembangunan KTN bisa dilihat sebagai penerapan heart and mind strategy versi Indonesia.
“Dulu, Jenderal Inggris pernah menerapkan heart and mind strategy waktu Malaysia berhadapan dengan terorisme berfaham komunis yang sudah membaur dengan masyarakat sekitar. Polanya memang per kawasan kampung-kampung yang terpapar terorisme. Itu efektif”, jelas dosen Hubungan Internasional FISIP Universitas Nasional tersebut.

Sebagai Kepala Pusat Penelitian Sekolah Pascasarjana UNAS, Robi Nurhadi menyarankan dua langkah penting yang harus dilakukan BNPT terkait KTN tersebut. Yakni perlu adanya penelitian akseleratif untuk memahami hal-hal apa saja yang perlu dilakukan agar KTN yang sudah didirikan itu memberi high impact terhadap para mantan kombatan atau napiter.
Peneliti terorisme itu juga menyarankan agar pembangunan KTN tersebut dapat bersifat bottom up. BNPT perlu menstimulan saja. Dorong agar KTN dapat didirikan dengan usulan masyarakat. Tinggal dibuat panduannya, ucap Robi sambil mencontohkan yang pernah dilakukannya sebagai Anggota Tim Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) DKI Jakarta saat membuat Panduan Pendirian Kampung Kerukunan. Oleh karena itu inilah pentingnya pembangunan KTN di seluruh provinsi di Indonesia sebab KTN itu satu langkah menyelesaikan tiga masalah.
“KTN itu solusi Three in One. Keamanan negara terjaga, masalah sosial-ekonomi para napiter terpenuhi, kontribusi terhadap perekonomian nasional juga ada. Ini kan program cerdas !”, jelas Robi Nurhadi. (tjoek/harakatuna; foto humasbpn)