Jakarta–Politicanews: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menganggarkan dana sebesar Rp 1 Triliun untuk program ‘Kampus Merdeka’.
“Kita alokasikan anggaran lebih dari Rp 1 triliun yang berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan juga dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP),” ungkap Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Ristek Prof Nizam, saat menjadi pembicara dalam Knowledge Sharing Forum ke-19 yang diselenggarakan Universitas Terbuka, Senin (3/5).
Prof Nizam menyebutkan, sejumlah program Kampus Merdeka yang sudah berjalan di antaranya ‘Kampus Mengajar’ yang diikuti 15 ribu mahasiswa yang mendamping pembelajaran siswa di daerah terluar, terdepan dan tertinggal (3T).
Selanjutnya, program ‘Magang Kampus Merdeka’ dan pelaksanaan ‘Pertukaran Kampus Merdeka’, di mana mahasiswa Aceh melakukan pertukaran ke Papua, dan juga sebaliknya.
Kemendikbud Ristek berencana akan meningkatkan jumlah pertukaran mahasiswa dari tingkat nasional ke pertukaran internasional. Tujuannya, agar mahasiswa memiliki jejaring internasional.
Selain program-program disebutkan tadi, ada juga kegiatan mikro-kredensial, misalnya mahasiswa bisa mendapatkan sertifikat dari pelatihan yang diselenggarakan oleh Google atau Huawei. Kemudian mahasiswa mengikuti sejumlah proyek yang berhubungan dengan UMKM dan lain sebagainya.
Dalam kesempatan tersebut, Prof Nizam menegaskan bahwa arah kebijakan pendidikan tinggi Kemendikbud Ristek adalah meningkatkan angka partisipasi pendidikan tinggi, meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan tinggi, menguatkan mutu dosen dan tenaga pendidik, serta menguatkan sistem tata kelola pendidikan tinggi.
“Dalam meningkatkan angka partisipasi pendidikan tinggi, kita perlu melakukan penguatan dan transformasi Universitas Terbuka (UT) dan perluasan pembelajaran terbuka dan masif (MOOC),” jelasnya.
Selain itu, peningkatan kapasitas PTN atau PTS dan fasilitas merger PTS kecil. Beasiswa berkeadilan dan tepat sasaran, serta penguatan dan perluasan penggunaan teknologi untuk pendidikan.
Nizam menambahkan, Kemendikbud Ristek juga tengah melakukan penguatan mutu dan relevansi pendidikan tinggi sehingga mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi dan berdaya saing.
“Kita harus memastikan lulusan kita memiliki kompetensi yang cukup, sehingga begitu lulus, memiliki kompetensi dan berdaya saing,” tegasnya. (it)